Augmented Reality
Augmented reality,
adalah teknologi yang
menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya
tersebut dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan
kenyataan, realitas tertambah sekedar menambahkan atau melengkapi kenyataan.
Benda-benda maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh
pengguna dengan inderanya sendiri. Hal ini membuat realitas tertambah sesuai
sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia
nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna
melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata. Menurut Bimber dan Raskar
(2005), Augmented Reality berarti mengintegrasikan informasi sintetis ke
dalam lingkungan nyata. (Spatial Augmented Reality: Merging Real and Virtual
Words). Menurut penjelasan Haller, Billinghurst, dan Thomas (2007), riset Augmented
Reality bertujuan untuk mengembangkan teknologi yang memperbolehkan
penggabungan secara real-time terhadap digital content yang
dibuat oleh komputer dengan dunia nyata. Tidak seperti teknologi Virtual
Reality (VR) yang membawa user sepenuhnya ke dalam lingkungan sintetis, Augmentd
Reality memperbolehkan pengguna melihat objek maya tiga dimensi yang
diproyeksikan terhadap dunia nyata. (Emerging Technologies of Augmented
Reality: Interfaces and Design). Augmented Reality pada dasarnya adalah sebuah
konsep yang mencitrakan gambar tiga dimensi yang seolah nyata. Proses ini bisa
diperinci menjadi beberapa proses dan komponen. Untuk mencitrakan gambar tiga
dimensi tersebut, sistem Augmented Reality terlebih dahulu harus melakukan
'penglihatan' atau 'vision' terhadap lingkungan yang padanya akan dicitrakan
objek virtual. kemudian, dilakukanlah proses 'tracking' terhadap objek spesifik
yang menentukan letak citraan objek virtual tersebut. Kemudian, objek tersebut
akan dikenali, atau dianalisis. Setelah dikenali dan dianalisis posisi dan
orientasinya, maka komputer akan melakukan proses pencitraan objek tersebut,
dan akan tampak pada perlengkapan display.
Komponen penting yang harus ada adalah:
a. Perlengkapan tampilan (display)
b. Alat tracking (pencarian)
c. Peralatan input
d. Perangkat komputer
Perlengkapan tampilan digunakan untuk menampilkan
'informasi'gambar atau objek tiga dimensi yang dicitrakan terhadap dunia nyata
tempat user melihat. Perlengkapan tampilan terbagi menjadi tiga jenis, yakni
Head Mounted Display, Handheld Display, dan Spatial Display.
Head Mounted Display adalah perlengkapan tampilan yang
dikenakan di kepala user dan digunakan sebagai 'kacamata' untuk melihat dunia
nyata, yang telah digabungkan dengan objek virtual yang telah diregistrasikan
dalam sistem, Handheld Display adalah perlengkapan ringkas yang dapat
dibawa-bawa ke mana saja dan dapat dimuat di tangan. Contohnya adalah
smartphone dan android phone. Spatial Display adalah sistem pencitraan yang
menggunakan proyektor digital untuk mempetakan informasi grafis pada objek
fisik. Yang paling membedakan Spatial Display adalah bahwa pencitraannya tidak
terasosiasi dengan setiap individu user, namun secara berkelompok.
Tracking
biasanya dilakukan dengan teknologi-teknologi menangkap gambar, misalnya dengan
kamera digital, sensor optis lainnya, GPS, kompas, dan lain sebagainya. Selain
itu, alat tracking yang sekarang meningkat popularitasnya adalah webcam, karena
praktis, kecil, mudah dibawa dan diatur untuk dijalankan. Peralatan input
hingga sekarang ini masih banyak menjadi objek penelitian. Hingga saat ini,
alat yang digunakan mencakup alat 'pinch glove', tongkat bertombol, atau
peralatan handheld seperti smartphone. Perangkat komputer, terutama dengan CPU
yang kuat dan jumlah RAM yang cukup besar untuk memproses gambar yang
ditangkap. Sistem yang digunakan untuk mobilitas biasanya menggunakan laptop
yang dilengkapi dengan webcam, sementara untuk yang bersifat diam menggunakan
workstation dengan kartu grafis yang kuat.
Sejarah
Perkembangan Augmented Reality
Sejarah
tentang augmented reality dimulai dari tahun 1957-1962, ketika seorang
penemu yang bernama Morton Heilig, seorang sinematografer, menciptakan dan
mematenkan sebuah simulator yang disebut sensorama dengan visual,
getaran dan bau. Pada tahun 1966, Ivan Sutherland menemukan head-mounted
display yang dia klaim sebagai jendela ke dunia virtual.
Tahun
1975 seorang ilmuwan bernama Myron Krueger menemukan videoplace yang
memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dengan objek virtual untuk
pertama kalinya. Tahun 1989, Jaron Lanier, memperkenalkan Virtual Reality dan
menciptakan bisnis komersial pertama kali di dunia maya, Tahun 1992
mengembangkan Augmented Reality untuk melakukan perbaikan pada pesawat
boeing. Pada tahun yang sama, LB Rosenberg mengembangkan salah satu fungsi sistem
AR yang disebut Virtual Fixtures dan digunakan di Angkatan Udara AS
Armstrong Labs yang menunjukan manfaatnya pada manusia, dan pada tahun 1992
juga, Steven Feiner, Blair Maclntyre dan dorée Seligmann, memperkenalkan untuk
pertama kalinya Major Paper untuk perkembangan Prototype AR.
Implementasi Teknologi Augmented
Reality
Bidang-bidang
yang pernah menerapkan teknologi augmented reality antara lain :
1. Kedokteran (Medical) : Teknologi
pencitraan sangat dibutuhkan di dunia kedokteran, seperti misanya, untuk
simulasi operasi, simulasi pembuatan vaksin virus, dan lain-lain. Untuk itu,
bidang kedokteran menerapkan augmented reality pada visualisasi penelitian
mereka.
2. Hiburan (Entertainment) : Dunia hiburan
membutuhkan augmented reality sebagai penunjang efek-efek yang akan
dihasilkan oleh hiburan tersebut. Sebagai contoh, ketika sesorang wartawan
cuaca memperkirakan ramalan cuaca, dia berdiri di depan layar hijau atau biru,
kemudian dengan teknologi augmented reality, layar hijau atau biru
tersebut berubah menjadi gambar animasi tentang cuaca tersebut, sehingga
seolah-olah wartawan tersebut, masuk ke dalam animasi tersebut.
3. Latihan Militer (Military Training) :
Militer telah menerapkan augmented reality pada latihan tempur mereka.
Sebagai contoh, militer menggunakan augmented reality untuk membuat
sebuah permainan perang, dimana prajurit akan masuk kedalam dunia game tersebut,
dan seolah-olah seperti melakukan perang sesungguhnya.
4. Engineering Design : Seorang engineering
design membutuhkan augmented reality untuk menampilkan hasil desain
mereka secara nyata terhadap klien. Dengan augmented reality klien akan
tahu, tentang spesifikasi yang lebih detail tentang desain mereka.
5. Robotics dan Telerobotics : Dalam
bidang robotika, seorang operator robot, menggunakan pengendali pencitraan
visual dalam mengendalikan robot itu.
Sumber: Andriyadi,
Anggi S.Kom.2011. Augmented Reality With ARToolKit. Jakarta : Elex Media
Komputindo.
Komentar
Posting Komentar