Car Free Day di Indonesia



Anda pasti tahu istilah CFD atau Car Free Day yang diadakan setiap hari Minggu, bukan? Tapi tahukah Anda, asal usul pemerintah menetapkan CFD ini di Indonesia? Dalam tulisan ini akan dibahas sejarah terbentuknya Car Free Day di Indonesia.

Maraknya penggunaan kendaraan bermotor terutama di kota-kota besar di Indonesia membawa dampak yang buruk dari tahun ke tahun. Khusus Jakarta saja entah berapa juta kendaraan yang rutin memadati setiap sudut ibukota setiap harinya. Hal serupa juga mulai dirasakan kota-kota lain macam Bandung, Surabaya atau Medan. Bahkan hal ini juga ikut dirasakan oleh kota-kota disekitarnya, macam Bekasi atau Tangerang. Kemacetan tak lagi dapat dipungkiri telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup mereka yang bertempat tinggal dikota besar. Bisa dibilang prosentase waktu terbesar manusia dikota-kota besar dihabiskan dijalanan, karena macet! Lelah dan stres adalah efek yang langsung dapat dirasakan. Namun, ada dampak lain yang lebih serius dan  berbahaya yang dihadirkan oleh makin tingginya angka kendaraan bermotor dikota-kota ini. POLUSI! Tak dapat dipungkiri salahsatu dampak dari tingginya angka penggunaan kendaraan bermotor adalah semakin buruknya kualitas udara. Setiap emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor ke udara membawa serta gas atau zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Alhasil, warga masyarakat kota ’diam-diam’ telah teracuni oleh udara kotor yang mereka hisap.

Menyadari kondisi ini sejak beberapa tahun belakangan pemerintah daerah dikota-kota besar mulai berpikir untuk mencari sebuah solusi jitu guna mengurangi kemacetan dan utamanya polusi ini. Berbagai daya upaya dilakukan dengan menggulirkan beragam kebijakan. Salahsatunya, yang kalau bisa dibilang paling efektif, adalah program Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day. Walau belum diberlakukan rutin setiap minggu dan hanya dijalur- jalur tertentu, namun Car Free Day mendapat tanggapan yang begitu antusias dari masyarakat.

Pelakasanaan CFD pertama kali di Indonesia yaitu di Jakarta, tanggal 27 April 2008. CFD di Jakarta sering dilaksanakan pada minggu ke-4 setiap bulannya. Dan larangan melintas bagi kendaraan bermotor dimulai dari pukul 06.00 hingga pukul 14.00. Sejak pertamakali digulirkan di Jakarta pada 2008 yang lalu, program ini mampu menghadirkan perbedaan yang luar biasa. Yang pertama tentunya jalanan yang lebih lengang dan nyaman (karena tak ada kemacetan). Dan capaian yang paling membahagiakan adalah kondisi kualitas udara yang berangsur membaik. Salahsatu indikator yang dapat dilihat dari membaiknya kualitas udara adalah menurunnya parameter debu (PM-10), parameter carbon monoksida (CO), dan nitrogen monoksida (NO). Kasubdit Pengendalian Pencemaran Sumber Kegiatan BPLHD Rina Suryani pada sebuah kesempatan menyampaikan bahwa dari hasil evaluasi kualitas udara setelah adanya pelaksanaan car free day di tahun 2009 didapatkan bahwa kualitas udara di Jakarta meningkat. Hasil pengukuran terakhir menunjukkan, kadar debu di Jakarta berkurang sampai 40 persen, karbon (CO) berkurang sampai 63 persen, dan NO berkurang sampai 71 persen! Sebuah keberhasilan yang layak diacungi jempol.

Dampak positif lain yang hadir dari penerapan CFD ini adalah animo masyarakat untuk berolahraga yang meningkat. Ruas-ruas jalan yang ditetapkan sebagai kawasan CFD hampir selalu dipenuhi masyarkat yang berolahraga. Mulai dari sekedar berjalan kaki, bersepeda bahkan tak jarang yang bermain sepak bola atau bulutangkis. Kondisi ini berdampak langsung kepada peningkatan kualitas kesehatan masyarkat. Rasa penat dan letih bahkan stres akibat kemacetan selama hampir seminggu berusaha mereka obati dengan memanfaatkan CFD untuk berolahraga atau bersantai bersama keluarga. Tua muda, anak-anak hingga manula. Tak heran kiranya jika banyak anggota masyarkat yang berharap CFD dilangsungkan lebih sering dan lebih luas.

Kondisi ini juga dapat dijumpai dikota-kota yang menggelar aksi serupa, seperti Bandung, Cimahi, Medan juga Balikpapan. Antusiasme masyarakat akan program CFD ini menunjukan betapa kejenuhan mereka akan polusi dan kemacetan serta kerinduan akan udara yang bersih dan berkualitas sudah berada diubun-ubun. Cerita sukses dibeberapa daerah ini layak menjadi contoh dan lecutan untuk daerah-daerah lain. Bukan tidak mungkin dengan kampanye ramah lingkungan macam CFD, bumi akan kembali menjadi tempat tinggal yang nyaman. 

Komentar

Postingan Populer